Popular Post

Archive for September 2015

Teknik High Key Dan Low Key Dalam Fotografi

By : Reyn
High key dan low key adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan exposure yang dominan terang atau gelap. High key adalah foto yang secara garis besar memiliki tone yang terang. Sementara foto yang sebagian besar areanya gelap, disebut low key. Mungkin anda akan mengira karena sifatnya, foto dengan high dan low key tidak banyak memberi kesan, namun sebenarnya foto seperti ini dapat menampilkan hasil yang memukau.
Teknik High Key Dan Low Key Dalam Fotografi
A Minimalist Self Portrait by Inna Geasuha on 500px.com

High key adalah gaya fotografi dimana gambar didominasi oleh warna putih atau terang dengan kata lain sedikit mid-range. Sementera low key adalah dimana subjek dikelilingi oleh warna gelap dengan sedikit highlight. Keduanya menggunakan kontras secara intensif dan dapat digunakan untuk membuat mood yang berbeda. Foto-foto high key cenderung ringan dan terang, dan dianggap positif, sementara foto-foto low key seringkali memberi efek dramatis.
Foto-foto high key memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki shadow dan kurang kontras, subjek ditampilkan dalam warna yang terang dan hampir sama dengan backgroundnya. Ada sedikit middle tone dan seringkali tone warnanya hampir sama pada keseluruhan gambar. Salah satu subjek high key yang bagus adalah potret orang, subjek difoto dengan latar belakang putih dan biasanya memakai baju putih atau yang berwarna terang. Tingkat exposure biasanya tinggi, tapi gambar jangan sampai overexposure. 
Teknik High Key Dan Low Key Dalam Fotografi
Sounds of Sarah by Ray Akey on 500px.com

Foto-foto low key memiliki tone yang gelap dan biasanya didominasi warna hitam. Perhatian khusus diberikan pada bentuk dan lengkungan si subjek - seringkali ditekankan pada highlight - untuk membuat gambar terlihat menarik dan memukau. Foto low key seringkali memiliki tingkat kontras yang tinggi.
Sebelum memotret, sebaiknya anda memahami apakah subjek yang akan anda foto cocok untuk gambar high key atau low key. Kamera mengukur reflected light, berlawanan dengan incident light (lihat kembali tentang metering), jadi kamera tidak bisa mengevaluasi cahaya absolut dari subjek. Kamera memiliki algoritma yang rumit untuk memperkecil kekurangan ini, dan mengestimasikan seberapa terangnya gambar. Estimasi ini seringkali menempatkan tingkat terang gelap di mid-tone, namun, meskipun hal ini dapat digunakan pada kebanyakan subjek, tapi untuk high atau low key akan menyebabkan kesalah exposure. Karena itu gambar high key dan low key seringkali membutuhkan pengaturan exposure secara manual dibandingkan apa yang dapat dilakukan kamera secara otomatis. Anda perlu mengatur exposure value dan exposure compensation ke angka yang tinggi untuk mengatasi ini. Misalnya, gambar high key membutuhkan exposure yang lebih lama dari yang disarankan, sementara gambar low key membutuhkan waktu exposure yang lebih pendek.










Sumber:
Tipsmotret

Histogram pada Kamera Camera

By : Reyn

Apa Itu Histogram Pada Fotografi Digital ?

Histogram adalah alat yang sangat berguna, didesain untuk menbantu fotografer menilai exposure dan mengidentifikasi dengan mudah dan cepat kemungkinan terjadinya underexposre atau overexposure. Histogram adalah grafik 2 dimensi – sering kali tampak seperti barisan gunung – yang menggambarkan tingkat tonal foto.

memahami histogram

Bagaimana cara membaca histogram

Sumbu horizontal menggambarkan range gambar dari hitam total (0, kiri jauh) sampai putih total (255, kanan jauh); sementara sumbu vertikal menggambarkan berapa banyak pixel menilai itu. Jika histogram menunjukkan sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kiri mengindikasikan gambar underexposure, dan jika sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kanan mengindikasikan gambar overexposure. Grafik yang menunjukkan puncak yang sempit di tengah – tanpa pixel hitam atau putih – menunjukkan bahwa gambar kurang kontras dan hasilnya terlihat datar dan kurang hidup.

memahami histogram pada fotografi digital

3 foto berikut ini semuanya terekspos dengan benar, namun histogram ketiganya sama sekali berbeda. Lihatlah bagaimana masing-masing objek mempengaruhi grafik histogram. Gambar-gambar ini membantu memperlihatkan bahwa meskipun histogram merupakan alat bantu yang penting untuk mendapatkan exposure yang baik, histogram dapat tampil dalam berbagai bentuk dan ukuran.

grafik histogram

Menilai exposure dengan histogram

Kamera digital memungkinkan anda untuk melihat histogram pada monitor LCD kamera lewat playback, sehingga mudah untuk menilai exposure yang tepat setelah mengambil gambar. Dan jika hasilnya tidak memuaskan, anda bisa mengatur kembali exposure dan memotret ulang. Ini adalah cara yang jauh lebih baik untuk menilai exposure dari sekedar melihat display gambar pada LCD karena sulit untuk membuat penilaian yang akurat dari foto yang telah diambil dengan adanya cahaya yang terpantul dimonitor, terutama jika berada diluar ruangan karena pantulan dari monitor dapat menipu mata.






Sumber:
Tipsmotret

Matering dalam Kamera Camera

By : Reyn
Metering adalah cara mengukur kondisi cahaya saat merekam foto untuk mendapatkan exposure yang tepat. Anda sudah mempelajari shutter speed, aperture serta mode exposure. Tapi sebelum anda menentukan itu semua, ada satu hal yang harus dilakukan yaitu mengukur tingkat kecerahan objek. Dari sinilah pengukuran exposure dimulai.

metering


Tipe metering

Ada 2 tipe metering yaitu, TTL (throught the lens) metering yang tertanam dalam kamera (built in), dan metering melalui alat terpisah (light meter genggam). Sistem metering yang dimiliki kamera digital saat ini sangat canggih dan akurat, namun dalam keadaan cahaya yang tidak biasa dan kontras dapat juga membuat kesalahan.

Throught the lens (TTL) metering adalah otak dari kamera digital yang menentukan kombinasi shutter speed dan aperture berdasarkan ISO yang digunakan dan cahaya yang ada. Sistem TTL metering mengukur pantulan cahaya yang masuk ke lensa. Karenanya, tidak seperti light meter yang terpisah, TTL metering secara otomatis menyesuaikan diri dengan faktor eksternal seperti filter yang terpasang atau memotret gambar yang diperbesar.

Kamera mengkalkulasi exposure berdasarkan pola metering yang digunakan untuk mengukur cahaya yang mengenai sensor. DSLR memiliki rangkaian pilihan pola metering, seperti multi segment, centre weighted (fokus ditengah) atau spot metering - yang masing-masing dirancang untuk mengukur cahaya dengan cara yang berbeda. Pola metering pada kamera digital saat ini dirancang untuk meminimalisir kesalahan exposure. Penting untuk memahami masing-masing metode mana yang paling baik untuk objek yang sedang anda foto.

Macam- macam TTL metering

Multi Segment Metering

Tipe ini menyajikan rasio sukses yang besar bagi fotografer. Biasanya setting ini merupakan setting default kamera karena dapat diandalkan dalam berbagai kondisi cahaya. Tipe metering ini mengukur cahaya dari berbagai area dari suatu frame gambar kemudian mengkalkulasinya secara keseluruhan.

multi segment metering

Metering tipe ini memiliki nama yang berbeda misalnya evaluative untuk Canon dan matrix untuk Nikon. Multi segment metering sangat efektif terutama untuk foto landscape dan objek yang bernuansa mid-tone, dan range terang-gelapnya berada pada dinamic range kamera. Sistem ini tidak terlalu berguna jika anda ingin merekam  satu area spesifik dari gambar seperti siluet atau objek yang membelakangi cahaya. Multi segment metering sangat efektif jika subjek mid-tone seperti gambar persawahan di atas.

Centre Weighted Metering

Sistem ini bekerja dengan memukul rata semua cahaya yang jatuh pada seluruh frame, namun dengan penekanan pada bagian tengah frame. Sekitar 75 % dari pembacaan cahaya didasarkan dari lingkaran tengah, dapat terlihat pada viewfinder. Centre weighted metering bekerja berdasarkan teori bahwa objek utama biasanya terletak ditengah frame. Karenanya sistem ini cocok untuk foto portrait atau situasi dimana objek memenuhi sebagian besar ruang dari frame.

centre weighted metering

Sistem metering centre weighted menekankan pada cahaya yang jatuh ditengah frame dan dapat diandalkan untuk memotret objek yang memenuhi frame seperti foto close up bunga mawar ini. 

Spot dan Partial Metering 

keduanya adalah jenis yang paling akurat dari TTL metering. kedua sistem ini mengkalkulasi keseluruhan exposure hanya sebagian kecil dari frame, tanpa dipengaruhi oleh cahaya dibagian lain. Spot metering biasanya hanya membaca 1-4 % dari lingkaran tengah frame dan partial metering membaca area sedikit lebih besar biasanya 10-14%.
Bulu burung hantu yang putih sangat kontras dengan background yang hitam pekat, gambar jadi sulit untuk diukur dengan tepat. Jadi, digunakan spot metering untuk mengukur dari kepala burung hantu.

spot dan partial metering

Spot dan partial metering memberikan lebih banyak kontrol pada tingkat akurasi exposure daripada sistem metering yang lain. Namun juga memerlukan usaha yang lebih besar untuk mengarahkan metering spot secara langsung menghadap area dari gambar yang diinginkan. Dengan hanya mengukur cahaya dari sebagian kecil dari keseluruhan frame, anda juga bisa mendapatkan pembacaan yang benar dari objek kecil dan spesifik dari gambar. Ini sangat berguna terutama saat berhadapan dengan kondisi gelap-terangnya cahaya berganti-ganti atau sangat kontras seperti jika backgroundnya jauh lebih terang dari objek karena cahaya berasal dari belakang (backlit).

Meskipun lingkaran spot metering berada ditengan viewfinder, pada beberapa model fotografer dapat memilih off centre spot yang digunakan saat objek tidak ditengah. Jika kameramu tidak memiliki pilihan ini, ambil pembacaan spot metering diarea yang diinginkan kemudian lakukan auto exposure lock (AE-L) sebelum mengganti komposisi gambar yang akan diambil.



Sumber:
Tipsmotret

Angle dalam fotografi

By : Reyn
Angle dalam fotografi adalah sudut pengambilan foto yang menekankan posisi kamera pada situasi tertentu dalam membidik objek. Angle ini akan menciptakan foto-foto yang berbeda. Bila sebuah objek lebih menarik jika difoto dengan low angle, belum tentu akan menarik jika dipotret dengan angle lainnya. Ada 5 macam sudut pengambilan gambar (angle) yang umum digunakan dalam fotografi, yaitu:

angle dalam fotografi

 

1. Eye Level

Sudut pandang ini adalah sudut pandang atau angle yang umum digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi objek. Posisi dan arah kamera memandang objek yang akan dipotret layaknya mata kita melihat objek secara biasa. Pengambilan angle ini kebanyakan untuk memotret manusia dan aktifitasnya (Human interest).

Mengenal Angle Dalam Fotografi, Eye Level
Art of Art by Keangs9 Seksan on 500px.com

2. Low Angle

Pada sudut pengambilan foto ini, kamera diposisikan lebih rendah dari objek. Low angle biasanya digunakan untuk menunjukkan kesan elegan, megah dan tangguh. Sudut pandang pemotretan ini sering juga diterapkan pada fotografi cityscape, contohnya pada foto gedung-gedung penacakar langit.



angle dalam fotografi, low angle

3. High Angle 

Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang difoto. Pada angle ini kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga memberi kesan kecil dari objek yang difoto. Dengan angle ini kita bisa memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam frame. Penerapan high angle bisa juga diterapkan pada foto pemandangan (landscape).



angle dalam fotografi, High Angle

4. Bird Eye View

Anda bisa mencoba mendapatkan hasil yang berbeda dengan mengambil foto dari titik yang terletak diketinggian. Dalam sudut pemotretan ini, posisi objek berada di bawah atau lebih rendah dari kita berdiri. Dari sudut pandang ini, kita memiliki area pandang yang sangat luas, termasuk juga perspektif objek dan hubungannya dengan benda - benda di sekelilingnya.

Mengenal Angle Dalam Fotografi, bird view
Hey No Cuts by Jon Eickmeier on 500px.com

5. Frog Eye View

Pada pemotretan dengan angle ini kamera disejajarkan dengan tanah. Angle ini biasanya digunakan untuk objek yang posisinya di atas tanah. Untuk memotret dengan sudut pandang ini terkadang fotografer harus tiduran di tanah, untuk menghasilkan foto yang bagus.

Mengenal Angle Dalam Fotografi, frog eye
Walk with me into the sunset by Matthias Dengler on 500px.com
Pada intinya sudut pengambilan gambar (angle) dalam fotografi adalah merupakan kreatifitas dari fotografer. Perlu kreatifitas dan mata jeli dari fotografer dalam melihat objek, untuk menghasilkan foto yang bagus.


Sumber:
Tipsmotret

Komposisi pada Photography

By : Reyn

Ada perumpamaan yang menyatakan bahwa sebuah gambar atau foto setara dengan seribu kata-kata, dengan pengertian bahwa sebuah foto bisa mengandung sangat banyak informasi. Tetapi apabila seribu kata-kata tadi diletakkan secara acak, bukannya menjadi alat untuk menyampaikan informasi tapi justru akan menimbulkan kebingungan bagi si penerima pesan.
Dalam fotografi diperlukan kemampuan untuk mengatur susunan objek-objek dalam foto agar mampu menyampaikan pesan dengan baik, dan biasanya disebut sebagai teknik komposisi. Berikut ini beberapa dasar komposisi yang bisa anda terapkan.

1. Menonjolkan Point of Interest (POI)

Salah satu persepsi pemula yang kurang tepat saat mengambil foto, adalah menangkap semua yang terlihat sabanyak mungkin dan memasukkannya dalam satu frame. Hasilnya tentu saja foto yang sangat ramai, antarelemen saling berebut perhatian dan tidak jelas mana objek utama atau point of interest (POI).
 
Tips Komposisi Memotret Foto, Menonjolkan Point of Interest (POI)
Window by volodymyr kyrylyuk on 500px.com
Ada beberapa metode untuk memperkuat POI yaitu antara lain yaitu, atur agar POI lebih menonjol dengan menggunakan warna, tingkat terang atau pola yang berbeda, elemen pendukung tetap perlu tapi jangan mengalihkan perhatian POI, serta hilangkan dan minimalkan elemen yang tidak ada hubungannya. Foto yang lebih sederhana biasanya memperkuat tampilan POI dan memberi kesan yang lebih dalam.

2. Isolasi

Kemungkinan besar anda akan menemui foto yang terganggu oleh munculnya objek, benda atau orang-orang yang seharusnya tidak perlu ada dalam gambar. Misalkan anda memotret seseorang dan ternyata di samping belakangnya ada orang lain yang tidak perlu masuk gambar, atau mungkin kabel, botol minuman dan sebagainya.

Tips Komposisi Memotret Foto
Istilah yang lazim dipakai untuk kondisi seperti ini adalah "bocor". Sebisa mungkin hindari kebocoran pada saat pengambilan gambar. Menghilangkan bocor dengan retouch/editing akan membuang waktu dan hasilnya tidak akan sebagus gambar asli. Salah satu metode untuk melakukan isolasi dan menghindari bocor adalah dengan mempersempit sudut pandang dengan lensa tele, menggunakan aperture lebar seperti f/2.8 untuk membuat bagian yang tidak diinginkan menjadi blur, atau bisa juga dengan mengubah sudut pandang.

3. Rule of Thirds

Rule of third adalah kaidah umum mengenai komposisi dalam seni visual, baik lukisan, fotografi, film maupun desain bangunan. Kaidah ini memetakan gambar menjadi per-tiga-an. Penggunaan rule of third secara psikologis akan menjadikan foto lebih menarik. Cara mengaplikasikan rule of third adalah membagi bidang foto menjadi 3 bagian kolom dan baris, 2 garis vertikal dan 2 horizontal, letakkan objek utama pada salah satu garis atau perpotongannya.
Tips Komposisi Memotret Foto, Rule of Thirds

4. Arah dan Negative Space

Ruang kosong pada foto digunakan untuk menggambarkan pergerakan atau menyediakan ruang pemikiran bagi pemirsa. Penerapan umumnya adalah dengan memberikan ruang kosong di arah hadap subjek. Sebagai contoh, apabila subjek yang anda foto mengarah ke kanan, maka sisakan ruang di sebelah kanan. dengan begitu gambar akan memiliki cukup ruang dan terhindar dari kesan 'menabrak' frame.
Tips Komposisi Memotret Foto, Arah dan Negative Space
I Wish I Could Fly by Anders O Gimse on 500px.com

5. Orientasi: Portrait vs Landscape

Ada 2 orientasi umum dalam pengambilan foto, yaitu horizontal (landscape) atau vertikal (portrait). Kemera anda memang normalnya dirancang mendatar, tapi bukan berarti bahwa anda harus mengambil gambar secara horizontal. Sebagai acuan sederhana dalam menentukan orientasi adalah amati lebar dan tinggi subjek foto anda, untuk subjek dengan lebar > tinggi maka ambil gambar secara horizontal, untuk subjek dengan tinggi > lebar maka ambil gambar secara vertikal.
Tips Komposisi Memotret Foto
NYC Sunset from Brooklyn by Jim Lopes on 500px.com

Tips Komposisi Memotret Foto
Flatiron Building 3 by Alex Hill on 500px.com

6. Horizon

Terkadang anda menemui sebuah foto yang exposure-nya sudah bagus, warnanya indah, tetapi menjadi kurang enak dilihat karena terlihat miring. Sebuah gambar akan terlihat alami kalau salah satu bidang vertikal atau horizontalnya sejajar dengan salah satu bidang pada foto. Hindari meletakkan garis horizon tepat di tengah foto, usahakan horizon berada di sepertiga atas atau bawah frame. Anda bisa mengaktifkan 'gridlines' pada viewfiinder atau display kamera untuk acuan rata atau miringnya pemotretan.
Tips Komposisi Memotret Foto

7. Viewpoint: Bird Eye dan Frog Eye

Anda bisa mencoba mendapatkan hasil yang berbeda dengan mengambil foto dari titik yang terletak di ketinggian, atau sering disebut dengan 'bird eye'. Dari sudut ini anda memiliki area pandang yang luas, termasuk juga perspektif objek dan hubungannya dengan benda-benda di sekelilingnya.
Tips Komposisi Memotret Foto, Viewpoint: Bird Eye dan Frog Eye
Bangkok City by Peace Rittha on 500px.com

Ada juga teknik yang sering disebut 'frog eye' yaitu teknik pengambilan sudut pandang gambar dengan cara memotret dari sudut rendah. Akan sangat membantu jika kamera anda memiliki layar yang bisa diatur sudutnya.
Tips Komposisi Memotret Foto
Summer Ended by Viet Le on 500px.com

8. Framing

Teknik framing adalah penggunaan elemen pendukung pada foto sebagai bingkai dari subjek utama gambar. Elemen yang digunakan sebagai framing umumnya berada di depan subjek, namun bisa juga berada di belakang subjek. Efek framing memunculkan dimensi jarak dan mengarahkan perhatian pemirsa menuju point of interest (POI). Sebagai catatan, aturlah agar tingkat terang, warna, dan motif dari bingkai agar tidak sampai mengalihkan perhatian dari POI.
Tips Komposisi Memotret Foto, framing
Gateway to Beauty - Taj Mahal by Jim Lopes on 500px.com

9. Leading Line

Penggunaan garis pemandu (leading line) pada foto akan memberikan arahan jalur pada perhatian pemirsa. Umumnya leading line ini dimulai dari tepi dan kemudian mengarah ke subjek utama pada pemotretan. Anda bisa memamfaatkan bentuk struktur buatan manusia ataupun bentuk-bentuk alami.
Tips Komposisi Memotret Foto
Path by Jonathan Wiseman on 500px.com

10. Repetisi

Dalam fotografi, perulangan yang dipotret dengan komposisi yang tepat akan mampu menarik perhatian pemirsa dan memberikan kesan keteraturan, ukuran, atau jumlah yang masif. Carilah pola berulang di sekitar anda dan lakukan framing dengan berhati-hati. Gunakan zooming dan crop ketat untuk memperkuat kesan perulangan yang dihasilkan.
Tips Komposisi Memotret Foto, pola, repetisi
St Francis Votive Candles by Richard Jorgensen on 500px.com

11. Break the Pattern

Melanjutkan bagian sebelumnya mengenai perulangan, ada teknik lain yang sering diterapkan untuk menghasilkan komposisi yang lebih menarik. Yang perlu anda lakukan adalah 'merusak' pola dengan menampilkan unsur yang berbeda. Gunakan unsur yang tetap mengikuti pattern, tapi memiliki fitur yang membuatnya terlihat mencolok. Pada umumnya fotografer menggunakan warna sebagai pemecah pattern. Atur komposisi sebisa mungkin, semisal dengan meletakkan elemen pemecah tersebut pada titik/garis rule of third.
Tips komposisi Break the Pattern
Passion Lady by Ryuichi Noguchi on 500px.com

12. Mamfaatkan Pantulan

Penggunaan pantulan (reflection) dapat memberikan efek yang unik pada sebuah komposisi dan memberikan nilai lebih pada foto. Dengan penambahan pantulan pada komposisi, sebuah foto bisa berubah menjadi lebih berkesan. Selain dengan air, anda bisa menggunakan kaca, jendela, cermin, permukaan logam dan sebagainya untuk memberikan efek reflektif. Perhatikan arah serta bentuk pantulan, dan gabungkan dalam komposisi foto yang anda buat.
 
Tips Komposisi Mamfaatkan Pantulan
on the train home by Marco Maioriello on 500px.com

13. Mamfaatkan Bayangan

Adanya arah cahaya akan membentuk bayangan. Dari sudut pandang komposisi, anda bisa memamfaatkan bayangan untuk melengkapi subjek dan memperkuat foto yang dihasilkan. Selain sebagai pelengkap, anda juga bisa menjadikan bayangan sebagai objek utama pemotretan dan menghasilkan foto cara pandang yang berbeda.
 
Tips Komposisi Memotret Foto
untitled by Ryuichi Noguchi on 500px.com

14. Memamfaatkan Zoom: Wide vs Tele

Penggunaan focal length yang berbeda akan menghasilkan lebar sudut pandang yang berbeda. Anda bisa menggunakan teknik ini untuk mengatur proporsi background pada komposisi. Lensa wide angle memberi jarak yang renggang antarobjek dalam foto, membuat background terlihat jauh dan kecil, serta efek distorsi. Lensa tele merapatkan objek-objek pada foto, membuat background terlihat dekat dan besar, serta efek kompresi.

15. Memamfaatkan Distorsi

Terkadang sebuah foto menjadi lebih menarik karena menampilkan pemandangan dalam proporsi yang tidak biasanya terlihat. Distorsi sering kali digunakan untuk memberikan efek pada foto dengan menerapkan lensa sudut lebar atau lensa fish eye.
 
Tips Komposisi Mamfaatkan distorsi
warp speed by Jo Williams on 500px.com

16. DoF Tipis dan Selective Focusing

Depth of Field (DoF) yang memiliki arti kedalaman ruang, adalah ruang antara titik terdekat dan titik terjauh pada gambar yang masih terlihat fokus. Objek lain yang berada di luar DoF akan menjadi blur, kondisi yang blur atau sering disebut 'bokeh' ini akan semakin dominan pada DoF yang tipis. Anda bisa memamfaatkan DoF yang tipis untuk teknik selective focusing, yaitu mengisolasi POI dangan membatasi objek yang fokus.
 
Tips Komposisi Memotret Foto
orchid 01 by Wei-san ooi on 500px.com

17. DoF Tebal dan Hyperfocal Distance

Foto landscape dan arsitektur umumnya lebih disukai jika seluruh pemandangan terlihat fokus, dari objek yang berada di depan (foreground) sampai objek di belakang (background). Untuk mencapai kondisi ini anda bisa menerapkan teknik "Hyperfocal Distance". Istilah "hyeperfocal distance" adalah jarak fokus dimana objek pada semua jarak terlihat tajam.
Tips Komposisi Memotret Foto
Kraichgau Dawn by Michael Breitung on 500px.com

18. Mamfaatkan Warna 

Salah satu alat bantu yang bisa digunakan saat menyusun komposisi adalah warna. Dengan memamfaatkan penempatan warna yang tepat, anda bisa mengarahkan perhatian permirsa, menambahkan nuansa tertentu pada foto, atau bahkan menggunakan warna sebagai komposisi utama.
Tips Komposisi Memotret Foto
Wall of Books by Lejla Tabak on 500px.com

19. Skala

Mengabadikan sebuah pemandangan terkadang masih menyisakan sebuah pertanyaan, seberapa besar ukuran objek pada wujud aslinya. Untuk memberikan sentuhan skala ukuran pada objek, anda bisa menggunakan objek/subjek lain yang memiliki ukuran normal yang bisa dibayangkan.

Tips Komposisi Memotret Foto
Caught in The Middle by Jesse Shanks on 500px.com

Teknik paling efektif yang sering diterapkan pada foto pemandangan adalah dengan menambahkan orang pada komposisi. Funsi orang disini bukan sebagai subjek utama, tetapi untuk melengkapi komposisi dan memberikan alur cerita.





Sumber:
Tipsmotret

Berbagai macam Filter untuk Kamera Camera

By : Reyn
Saat era film, filter kamera menjadi perangkat wajib untuk menciptakan efek spesial. Di era sekarang, efek dari filter tersebut dapat dibuat secra digital dengan software seperti Photoshop. Filter kuning akan membuat gambar anda menjadi lebih 'hangat', sementara filter biru akan membuat gambar menjadi lebih 'dingin'. Hal ini dapat dilakukan dengan cepat dalam pengaturan white balance kamera. Sama halnya dengan filter warna yang didesain untuk fotografi hitam putih - rasanya akan jauh lebih mudah mengaplikasikan efek tersebut dengan software.
Bahkan ada yang mencemooh graduate filter, yang biasa digunakan untuk menyeimbangkan exposure antara langit yang terang dan foreground yang gelap dalam fotografi lansdscape. Efek ini memang dapat dibuat dengan mengatur dynamic range dan menggabungkan beberapa foto dengan exposure berbeda dengan software (HDR).
Bagaimanapun, tidak ada yang bisa mengalahkan kepuasan mendapatkan foto yang bagus langsung dari kamera, dan ada empat jenis filter optik yang efeknya membutuhkan banyak waktu atau bahkan tidak bisa diolah diphotoshop. Sebut saja Circular Polarizer, Neutral Density (ND), Graduated Neutral Density (ND Grad) dan Protective.

Pilihan Bentuk Filter Kamera

Filter terdiri atas banyak bentuk dan ukuran. Dari persegi kecil untuk disematkan di belakang lensa hingga berbentuk persegi atau lingkaran besar untuk ditaruh di depan lensa. Harganya juga bervariasi, dari murah seperti produksi Kood, hingga yang mahal seperti buatan Tiffen dan Hasselblad. Bagi kebanyakan orang, merk yang paling dikenal adalah Hoya untuk filter berbentuk lingkaran bertipe screw-in (ulir) yang dipasang di depan lensa, serta Cokin dan Lee (www.leefilters.com) yang mendominasi pasar filter berbentuk persegi dan lingkaran.

Bahan Filter Kamera (Resin VS Kaca)

Filter resin lebih murah dan ringan dibandingkan yang terbuat dari kaca, tapi lebih rentan terhadap goresan. Sebaliknya, filter kaca lebih mahal dan berat. Perlakukan keduanya sebagaimana anda memperlakukan lensa agar tetap awet.

Jenis-jenis Filter Kamera

1. Filter Protector dan UV

Filter ini digunakan untuk melindungi optik depan lensa dari gesekan, benturan, debu, uap air, dan sebagainya. Saat bagian depan lensa anda kotor, anda bisa membersihkan filter tanpa harus khawatir merusak lensa. Begitu juga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada muka lensa, anda hanya perlu mengganti filter yang harganya jauh lebih murah daripada lensa.
filter UV

Pada praktiknya, fungsi perlindungan ini bisa juga digantikan oleh filter UV. Jenis filter ini mengurangi pengaruh sinar ultra violet terhadap foto (yang menyebabkakn gambar seperti berkabut dan warna kebiru-biruan), dengan tanpa mengurangi pencahayaan atau mengubah warna.
2. Filter Polarizer

Kemampuan filter polarising adalah membuat langit menjadi lebih biru, sehingga tampak lebih menarik. Filter jenis ini juga dapat digunakan untuk mengurangi intensitas refleksi pada air atau kaca. Digunakan untuk memotret landscape.
filter CPL
3. Filter Neutral Density (ND)

Filter ND mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke lensa. Sering digunakan untuk menciptakan efek air berkabut dan efek blur, atau untuk mengurangi resiko overexposure ketika menggunakan aperture lebar di bawah cahaya terang.
filter ND
4. Filter Graduated Neutral Density (ND Grad)

Filter ND Grad mempunyai bagian terang dan gelap, dan umumnya berbentuk kotak. Sebagai catatan, untuk filter ND Grad dengan bentuk kotak dibutuhkan holder khusus.Umumnya digunakan oleh para fotografer landscape untuk mendapatkan tingkat terang yang berimbang pada kedua sisi atas dan bawah foto. Sisi atas yang biasanya berupa langit umumnya jauh lebih terang dari sisi bawah yang berupa daratan. Penggunaan sisi gelap di sebelah atas akan menahan tingkat terang langit sehingga diperoleh gambar yang lebih berimbang.
filter ND Grad
5. Filter Close-up

Filter close-up atau terkadang disebut juga filter macro digunakan untuk memotret pada jarak yang sangat dekat. Cara kerjanya mirip dengan lensa pembesar dan akan memperdekat jarak fokus terdekat antara lensa dan objek.
filter close-up
6. Effect Filter
Ada banyak macam filter efek yang dipasarkan. Jenis yang paling lazim digunakan adalah filter star untuk menampilkan ujung-ujung bintang pada lampu, filter IR untuk membuat foto infrared, dan soft filter.
filter IR
Filter kamera infrared (filter IR)






Sumber:
Tipsmotret

Teknik Bounce Dalam Fotografi Photography

By : Reyn

Teknik Bounce Flash Untuk Mendapatkan Cahaya Lembut

Cahaya flash yang langsung mengenai subjek, dimana flash head diarahkan lurus kepada subjek, dapat menimbulkan cahaya yang terlalu kuat dan kurang bagus. Salah satu cara untuk memperhalus cahaya flash yang terpasang pada kamera adalah dengan 'memantulkan' (bounce) cahaya.

bounce flash
Bounce flash adalah suatu teknik dimana flash head sengaja diposisikan untuk memberikan cahaya tak langsung pada subjek. Cahaya paling baik dipantulkan pada permukaan yang putih, seperti dinding, langit-langit atau reflektor portabel yang besar. Jika permukaannya berwarna, cahaya yang dipantulkan akan mengambil warna dari permukaan tersebut. Untuk memantulkan cahaya, anda memerlukan speedlight eksternal dengan head yang dapat dimiringkan dan diputar, flash pop-up tidak dapat melakukannya karena posisinya tetap.

Alasan untuk melakukan teknik bouncing

Trik memantulkan cahaya ke langit-langit menghasilkan tiga hal yang sangat hebat:
  1. Kalau cahaya flash kecil, dia akan langsung mengenai langit-langit yang lebar hingga menyebar dengan luas, sehingga kualitas cahaya yang jatuh kembali ke subjek akan lebih besar dan lebih lembut. Pemantulan ini akan langsung menghilangkan tingkat kekerasan cahaya dari flash dan memberi anda kualitas cahaya yang lebih baik.
  2. Karena cahaya sekarang datangnya dari atas, maka flash tidak akan menghasilkan cahaya satu dimensi dan 'tembak langsung' melainkan flash dengan cahaya terarah, yang menghasilkan bayangan yang bagus dan memiliki banyak dimensi bagi wajah subjek anda.
  3. Teknik ini akan menghindarkan anda dari hasil bayangan yang keras di dinding belakang subjek. Karena cahayanya datang dari atas, maka bayangan akan muncul dilantai belakang subjek, bukan di dinding belakangnya, maka bayangan juga lebih lembut.
bounce flash


Lalu, kalau teknik bouncing ke langit-langit ini sangat hebat, kenapa kita tidak selalu bisa menggunakannya? Ada sejumlah alasan, yaitu:
  1. Tidak selalu ada langit-langit yang bisa dipakai untuk memantulkan cahaya. Kadang anda memotret di luar ruangan.
  2. Langit-langitnya terlalu tinggi untuk bisa memantulkan cahaya. Jika langit-langitnya jauh lebih tinggi dari 3 m, maka trik pemantulan ini tidak terlalu berguna karena cahayanya terlalu jauh untuk bisa mencapai langit-langit dan kembali ke bawah, sehingga subjek anda tidak akan mendapatkan pencahayaan yang cukup.
  3. Fakta bahwa cahaya menyerap warna objek yang dia kenai, sehingga jika langit-langitnya berwarna kekuningan, maka cahaya anda akan menjadi kekuningan pula, dan subjek anda pun akan tampak kekuningan. Tetapi kalau langit-langitnya hanya setinggi 2,5 hingga 2,7 m dan berwarna putih maka anda bisa menggunakan teknik ini.

Sumber Cahaya Belajar Fotografi Photography

By : Reyn
Setelah kita memahami mengenai Esensi Cahaya Dalam Fotografi dan Mengenal Arah Cahaya Dalam Fotografi yang dibahas pada artikel sebelumnya, sekarang kita akan membahas tentang Ambient light atau sumber cahaya dan jenis-jenis pencahayaan yang digunakan dalam fotografi.
Ambient light atau dikenal juga dengan cahaya yang 'ada' atau 'tersedia' adalah istilah yang menjelaskan tentang cahaya yang ada di sekitar subjek atau pemandangan yang dapat digunakan untuk mengambil foto. Ambient light ini bisa berupa ambient light alami maupun ambient light buatan. Contoh ambient light alami adalah matahari sedangkan ambient light buatan bisa berupa cahaya lampu, cahaya dari flash dan lain-lain.

Sumber pencahayaan fotografi

Matahari merupakan sumber cahaya utama pada fotografi outdoor disiang hari. Sumber cahaya ini memiliki karakter yang khas mengikuti posisi dan kondisi langit. Pergeseran posisi matahari karena rotasi bumi ini bisa digambarkan dengan siklus harian matahari.

1. Blue hour

Blue hour kurang lebih berkisar pada satu jam sebelum matahari terbit (05:00 - 06:00), dan satu jam setelah matahari terbenam (18:00 - 19:00). Pada saat-saat ini, pendaran matahari yang berada dibawah horizon  membentuk semburat pada langit dengan gradasi warna dari biru hingga ungu atau kemerahan. Sangat sesuai untuk dikombinasikan dengan lampu buatan (di gedung dan jalan) sebagai foto pemandangan kota (cityscapes).

ambient light, jenis cahaya fotografi, blue hour
Soft Color of The Cold Evening by Miroslav Petrasko on 500px.com

2. Golden hour

Golden hour berkisar pada satu jam setelah matahari terbit (06:00 - 07:00), atau satu jam sebelum matahari terbenam (17:00 - 18:00). Pada kisaran waktu ini, sinar matahari yang kita terima ter-diffuse lebih banyak oleh lapisan atmosfer sehingga intensitasnya turun, gradasi yang lembut, dan memiliki warna yang hangat (warm). Sangat sesuai untuk memotret landscape, cityscape, portrait dan sebagainya.
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, golden hour
Morning Glow by Miroslav Petrasko on 500px.com


3. Cahaya pagi/sore

Cahaya matahari pada waktu pagi (07:00 - 10:00) dan sore (14:00 - 17:00) bisa digunakan untuk memotret cityscape dan landscape dengan langit yang lebih biru dibandingkan dengan golden hour. Perhatikan arah cahaya untuk mengandalkan efek bayangan agar sesuai dengan yang diinginkan. Pada jam-jam ini anda bisa menggunakan backlight untuk memotret orang.

ambient light, evening, jenis cahaya dalam fotografi
The Blink by Costas Gountanas on 500px.com

4. Cahaya tengah siang

Sinar matahari pada tengah siang memiliki karakter yang tajam, keras dan kontras dengan arah hampir tegak. Foto yang dihasilkan dengan sinar langsung matahari pada jam-jam ini umumnya kurang enak dilihat. Hindari memotret ditengah siang, atau gunakan naungan untuk melembutkan cahaya tadi. Apabila terpaksa, maksimalkan penggunaan komposisi untuk membantu memperkuat foto.

ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, cahaya tengah siang
Brighton Beach by Deborah Bowness on 500px.com

5. Shade atau cloudy

Lokasi dengan naungan/shade tepat sekali untuk memotret pada jam-jam dengan matahari yang cukup tinggi sudut dan intesitasnya, yaitu antara 08:00 - 16:00. Pada lokasi ini diperoleh cahaya yang memiliki karakter lembut. Cahaya matahari pada saat langit berawan juga memiliki karakter yang serupa.Awan bekerja sebagai diffuser yang menghamburkan sinar matahari menjadi soflight. Anda memamfaatkan kondisi berawan untuk memotret apapun, tentu saja dengan menggunakan white balance yang tepat.
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, shade/cloudy
Spring Is Here by Miroslav Petrasko on 500px.com


6. Window light

Window light merupakan hamburan dari cahaya matahari yang masuk melalui jendela, dan bukan cahaya langsung dari matahari. Pencahayaan ini dibentuk dari pantulan cahaya oleh partikel debu di udara, langit, dinding, atau setelah dilembutkan oleh lapisan translucent. Sifat window light sangat lembut, dan sesuai untuk foto portrait, makanan (food photography), produk (still life), dan sebagainya.

ambient light, natural light, jenis cahaya dalam fotografi, window light
Blueberries by Mark Richardson on 500px.com

7. Ray of light (RoL)

RoL adalah istilah yang digunakan untuk berkas sorotan sinar. Efek ini muncul pada sinar yang melewati celah-celah dan kemudian melalui partikel di udara, bisa berupa asap, kabut, uap air, debu, dan sebagainya. Anda bisa memamfaatkan RoL untuk menambah kesan dramatis pada foto yang dihasilkan.
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, ray of light
Sunday Morning II by Michael Guggemos on 500px.com

8. Lampu incandescent/bohlam

Ambient light buatan ini memiliki karakter warna yang hangat, cenderung oranye atau kemerahan. Anda bisa menggunakan sumber cahaya ini dengan mengatur white balance pada posisi auto, atau incandescent.
 
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, warm light, incandescent light
Coffe by Sara Petagna on 500px.com

9. Lampu flourescent

Lampu flourescent atau sering juga disebut lampu TL, sangat umum digunakan karena memiliki efisiensi yang lebih baik dari lampu bohlam. Cirikhas lampu ini adalah adanya lonjakan spektrum warna hijau. Sebagian besar lampu flourescent berwarna putih (cool daylight, CT:5500-6500K), dan juga ada yang dirancang dengan warna warm sehingga mirip dengan bohlam. Gunakan WB yang sesuai untuk memotret di bawah jenis pencahayaan ini.
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, flourescent light, cool light
Brookefield Place by David Keller on 500px.com

10. Api

Lampu minyak, lilin, obor, dan beberapa benda lain memancarkan sebagian hasil dari api pembakaran. Intensitas dari pencahayaan dengan api umumnya sangat lemah, dengan warna yang sangat warm. Anda memerlukan pengaturan exposure yang tepat untuk kondisi yang menyerupai low light, sangat disarankan menggunakan lensa dengan aperture lebar. Hal lain yang sebaiknya diperhatikan adalah white balance, sebaiknya diatur secara manual pada temperatur sekitar 1700-2500K.
ambient light, jenis cahaya dalam fotografi, candle light
A Happy New Year by Kohei Endo on 500px.com


11. Flash

Lampu flash umumnya digunakan apabila ambient light di lokasi anda memotret tidak cukup terang dan saat dibutuhkan untuk fill in. Beberapa teknik dan setting yang disarankan pada penggunaan flash adalah:

- Slow-sync

kamera menggunakan kecepatan rendah, sehingga mengumpulkan lebih banyak cahaya ambient. Sesuai digunakan pada pemotretan dengan background pencahayaan yang redup.

- Rear curtain/2nd curtain

flash melepaskan cahaya saat shutter menutup, sesuai untuk objek yang bergerak karena flash akan membekukan gambar pada posisi akhir.

- Red eye reduction 

fitur ini mengurangi munculnya mata merah (red eye) pada foto yang dihasilkan.
Beberapa teknik penggunaan flash lainnya telah dibahas pada artikel sebelumnya yaitu Teknik Bounce Flash Untuk Mendapatkan Cahaya Lembut, Teknik Fill-in Flash, dan Teknik Pemotretan Dengan Off Camera Flash.
Itulah beberapa ambient light atau sumber cahaya yang bisa kita gunakan dalam fotografi.
 
 
Sumber :
http://tipsmotret.blogspot.co.id/2015/07/ambient-light-dan-jenis-pencahayaan-fotografi.html

- Copyright © Irvan Reynaldi - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by irvan reynaldi -