Archive for September 2015
Teknik High Key Dan Low Key Dalam Fotografi
By : Reyn
High key dan low key adalah istilah yang digunakan untuk
mendefinisikan exposure yang dominan terang atau gelap. High key adalah
foto yang secara garis besar memiliki tone yang terang. Sementara foto
yang sebagian besar areanya gelap, disebut low key. Mungkin anda akan
mengira karena sifatnya, foto dengan high dan low key tidak banyak
memberi kesan, namun sebenarnya foto seperti ini dapat menampilkan hasil
yang memukau.
A Minimalist Self Portrait by Inna Geasuha on 500px.com
High key adalah gaya fotografi dimana gambar didominasi oleh warna putih atau terang dengan kata lain sedikit mid-range. Sementera low key adalah dimana subjek dikelilingi oleh warna gelap dengan sedikit highlight. Keduanya menggunakan kontras secara intensif dan dapat digunakan untuk membuat mood yang berbeda. Foto-foto high key cenderung ringan dan terang, dan dianggap positif, sementara foto-foto low key seringkali memberi efek dramatis.
Foto-foto high key memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki
shadow dan kurang kontras, subjek ditampilkan dalam warna yang terang
dan hampir sama dengan backgroundnya. Ada sedikit middle tone dan
seringkali tone warnanya hampir sama pada keseluruhan gambar. Salah satu
subjek high key yang bagus adalah potret orang, subjek difoto dengan
latar belakang putih dan biasanya memakai baju putih atau yang berwarna
terang. Tingkat exposure biasanya tinggi, tapi gambar jangan sampai
overexposure.
Sounds of Sarah by Ray Akey on 500px.com
Foto-foto low key memiliki tone yang gelap dan biasanya didominasi warna hitam. Perhatian khusus diberikan pada bentuk dan lengkungan si subjek - seringkali ditekankan pada highlight - untuk membuat gambar terlihat menarik dan memukau. Foto low key seringkali memiliki tingkat kontras yang tinggi.
Sebelum memotret, sebaiknya anda memahami apakah subjek yang akan anda
foto cocok untuk gambar high key atau low key. Kamera mengukur reflected
light, berlawanan dengan incident light (lihat kembali tentang metering),
jadi kamera tidak bisa mengevaluasi cahaya absolut dari subjek. Kamera
memiliki algoritma yang rumit untuk memperkecil kekurangan ini, dan
mengestimasikan seberapa terangnya gambar. Estimasi ini seringkali
menempatkan tingkat terang gelap di mid-tone, namun, meskipun hal ini
dapat digunakan pada kebanyakan subjek, tapi untuk high atau low key
akan menyebabkan kesalah exposure. Karena itu gambar high key dan low
key seringkali membutuhkan pengaturan exposure secara manual
dibandingkan apa yang dapat dilakukan kamera secara otomatis. Anda perlu
mengatur exposure value dan exposure compensation ke angka yang tinggi
untuk mengatasi ini. Misalnya, gambar high key membutuhkan exposure yang
lebih lama dari yang disarankan, sementara gambar low key membutuhkan
waktu exposure yang lebih pendek.
Sumber:
Tipsmotret
Sumber:
Tipsmotret
Tag :
Photography,
Walkthrought,
Histogram pada Kamera Camera
By : ReynApa Itu Histogram Pada Fotografi Digital ?
Histogram adalah alat yang sangat berguna, didesain untuk
menbantu fotografer menilai exposure dan mengidentifikasi dengan mudah
dan cepat kemungkinan terjadinya underexposre atau overexposure.
Histogram adalah grafik 2 dimensi – sering kali tampak seperti barisan
gunung – yang menggambarkan tingkat tonal foto.
Bagaimana cara membaca histogram
Sumbu horizontal menggambarkan range gambar dari hitam total (0, kiri jauh) sampai putih total (255, kanan jauh); sementara sumbu vertikal menggambarkan berapa banyak pixel menilai itu. Jika histogram menunjukkan sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kiri mengindikasikan gambar underexposure, dan jika sejumlah besar pixel berkumpul di ujung sebelah kanan mengindikasikan gambar overexposure. Grafik yang menunjukkan puncak yang sempit di tengah – tanpa pixel hitam atau putih – menunjukkan bahwa gambar kurang kontras dan hasilnya terlihat datar dan kurang hidup.
3 foto berikut ini semuanya terekspos dengan benar, namun histogram
ketiganya sama sekali berbeda. Lihatlah bagaimana masing-masing objek
mempengaruhi grafik histogram. Gambar-gambar ini membantu memperlihatkan
bahwa meskipun histogram merupakan alat bantu yang penting untuk
mendapatkan exposure yang baik, histogram dapat tampil dalam berbagai
bentuk dan ukuran.
Menilai exposure dengan histogram
Kamera digital memungkinkan anda untuk melihat histogram pada monitor LCD kamera lewat playback, sehingga mudah untuk menilai exposure yang tepat setelah mengambil gambar. Dan jika hasilnya tidak memuaskan, anda bisa mengatur kembali exposure dan memotret ulang. Ini adalah cara yang jauh lebih baik untuk menilai exposure dari sekedar melihat display gambar pada LCD karena sulit untuk membuat penilaian yang akurat dari foto yang telah diambil dengan adanya cahaya yang terpantul dimonitor, terutama jika berada diluar ruangan karena pantulan dari monitor dapat menipu mata.Sumber:
Tipsmotret
Tag :
Photography,
Walkthrought,
Matering dalam Kamera Camera
By : Reyn
Metering adalah cara mengukur kondisi cahaya saat merekam foto
untuk mendapatkan exposure yang tepat. Anda sudah mempelajari shutter
speed, aperture serta mode exposure. Tapi sebelum anda menentukan itu
semua, ada satu hal yang harus dilakukan yaitu mengukur tingkat
kecerahan objek. Dari sinilah pengukuran exposure dimulai.
Tipe metering
Ada 2 tipe metering yaitu, TTL (throught the lens) metering yang tertanam dalam kamera (built in), dan metering melalui alat terpisah (light meter genggam). Sistem metering yang dimiliki kamera digital saat ini sangat canggih dan akurat, namun dalam keadaan cahaya yang tidak biasa dan kontras dapat juga membuat kesalahan.
Throught the lens (TTL) metering adalah otak dari kamera digital yang
menentukan kombinasi shutter speed dan aperture berdasarkan ISO yang
digunakan dan cahaya yang ada. Sistem TTL metering mengukur pantulan
cahaya yang masuk ke lensa. Karenanya, tidak seperti light meter yang
terpisah, TTL metering secara otomatis menyesuaikan diri dengan faktor
eksternal seperti filter yang terpasang atau memotret gambar yang
diperbesar.
Kamera mengkalkulasi exposure berdasarkan pola metering yang digunakan
untuk mengukur cahaya yang mengenai sensor. DSLR memiliki rangkaian
pilihan pola metering, seperti multi segment, centre weighted (fokus
ditengah) atau spot metering - yang masing-masing dirancang untuk
mengukur cahaya dengan cara yang berbeda. Pola metering pada kamera
digital saat ini dirancang untuk meminimalisir kesalahan exposure.
Penting untuk memahami masing-masing metode mana yang paling baik untuk
objek yang sedang anda foto.
Macam- macam TTL metering
Multi Segment Metering
Tipe ini menyajikan rasio sukses yang besar bagi fotografer. Biasanya
setting ini merupakan setting default kamera karena dapat diandalkan
dalam berbagai kondisi cahaya. Tipe metering ini mengukur cahaya dari
berbagai area dari suatu frame gambar kemudian mengkalkulasinya secara
keseluruhan.
Metering tipe ini memiliki nama yang berbeda misalnya evaluative untuk
Canon dan matrix untuk Nikon. Multi segment metering sangat efektif
terutama untuk foto landscape dan objek yang bernuansa mid-tone, dan
range terang-gelapnya berada pada dinamic range kamera. Sistem ini tidak
terlalu berguna jika anda ingin merekam satu area spesifik dari gambar
seperti siluet atau objek yang membelakangi cahaya. Multi segment
metering sangat efektif jika subjek mid-tone seperti gambar persawahan
di atas.
Centre Weighted Metering
Sistem ini bekerja dengan memukul rata semua cahaya yang jatuh pada
seluruh frame, namun dengan penekanan pada bagian tengah frame. Sekitar
75 % dari pembacaan cahaya didasarkan dari lingkaran tengah, dapat
terlihat pada viewfinder. Centre weighted metering bekerja berdasarkan
teori bahwa objek utama biasanya terletak ditengah frame. Karenanya
sistem ini cocok untuk foto portrait atau situasi dimana objek memenuhi
sebagian besar ruang dari frame.
Sistem metering centre weighted menekankan pada cahaya yang jatuh
ditengah frame dan dapat diandalkan untuk memotret objek yang memenuhi
frame seperti foto close up bunga mawar ini.
Spot dan Partial Metering
keduanya adalah jenis yang paling akurat dari TTL metering. kedua sistem
ini mengkalkulasi keseluruhan exposure hanya sebagian kecil dari frame,
tanpa dipengaruhi oleh cahaya dibagian lain. Spot metering biasanya
hanya membaca 1-4 % dari lingkaran tengah frame dan partial metering
membaca area sedikit lebih besar biasanya 10-14%.
Bulu burung hantu yang putih sangat kontras dengan background yang hitam
pekat, gambar jadi sulit untuk diukur dengan tepat. Jadi, digunakan
spot metering untuk mengukur dari kepala burung hantu.
Spot dan partial metering memberikan lebih banyak kontrol pada tingkat
akurasi exposure daripada sistem metering yang lain. Namun juga
memerlukan usaha yang lebih besar untuk mengarahkan metering spot secara
langsung menghadap area dari gambar yang diinginkan. Dengan hanya
mengukur cahaya dari sebagian kecil dari keseluruhan frame, anda juga
bisa mendapatkan pembacaan yang benar dari objek kecil dan spesifik dari
gambar. Ini sangat berguna terutama saat berhadapan dengan kondisi
gelap-terangnya cahaya berganti-ganti atau sangat kontras seperti jika
backgroundnya jauh lebih terang dari objek karena cahaya berasal dari
belakang (backlit).
Meskipun lingkaran spot metering berada ditengan viewfinder, pada beberapa model fotografer dapat memilih off centre spot yang digunakan saat objek tidak ditengah. Jika kameramu tidak memiliki pilihan ini, ambil pembacaan spot metering diarea yang diinginkan kemudian lakukan auto exposure lock (AE-L) sebelum mengganti komposisi gambar yang akan diambil.
Sumber:
Tipsmotret
Tag :
Photography,
Walkthrought,
Angle dalam fotografi
By : Reyn
Angle dalam fotografi adalah sudut pengambilan foto yang
menekankan posisi kamera pada situasi tertentu dalam membidik objek.
Angle ini akan menciptakan foto-foto yang berbeda. Bila sebuah objek
lebih menarik jika difoto dengan low angle, belum tentu akan menarik
jika dipotret dengan angle lainnya. Ada 5 macam sudut pengambilan gambar
(angle) yang umum digunakan dalam fotografi, yaitu:
1. Eye Level
Sudut pandang ini adalah sudut pandang atau angle yang umum digunakan. Pada angle ini lensa kamera dibidik sejajar dengan tinggi objek. Posisi dan arah kamera memandang objek yang akan dipotret layaknya mata kita melihat objek secara biasa. Pengambilan angle ini kebanyakan untuk memotret manusia dan aktifitasnya (Human interest).
Art of Art by Keangs9 Seksan on 500px.com
2. Low Angle
Pada sudut pengambilan foto ini, kamera diposisikan lebih rendah dari objek. Low angle biasanya digunakan untuk menunjukkan kesan elegan, megah dan tangguh. Sudut pandang pemotretan ini sering juga diterapkan pada fotografi cityscape, contohnya pada foto gedung-gedung penacakar langit.3. High Angle
Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek yang difoto. Pada angle ini kamera diposisikan lebih tinggi dari objek, sehingga memberi kesan kecil dari objek yang difoto. Dengan angle ini kita bisa memasukkan elemen-elemen pendukung komposisi ke dalam frame. Penerapan high angle bisa juga diterapkan pada foto pemandangan (landscape).4. Bird Eye View
Anda bisa mencoba mendapatkan hasil yang berbeda dengan mengambil foto dari titik yang terletak diketinggian. Dalam sudut pemotretan ini, posisi objek berada di bawah atau lebih rendah dari kita berdiri. Dari sudut pandang ini, kita memiliki area pandang yang sangat luas, termasuk juga perspektif objek dan hubungannya dengan benda - benda di sekelilingnya.
Hey No Cuts by Jon Eickmeier on 500px.com
5. Frog Eye View
Pada pemotretan dengan angle ini kamera disejajarkan dengan tanah. Angle ini biasanya digunakan untuk objek yang posisinya di atas tanah. Untuk memotret dengan sudut pandang ini terkadang fotografer harus tiduran di tanah, untuk menghasilkan foto yang bagus.
Walk with me into the sunset by Matthias Dengler on 500px.com
Sumber:
Tipsmotret
Komposisi pada Photography
By : Reyn
Ada perumpamaan yang menyatakan bahwa sebuah gambar atau foto setara
dengan seribu kata-kata, dengan pengertian bahwa sebuah foto bisa
mengandung sangat banyak informasi. Tetapi apabila seribu kata-kata tadi
diletakkan secara acak, bukannya menjadi alat untuk menyampaikan
informasi tapi justru akan menimbulkan kebingungan bagi si penerima
pesan.
Dalam fotografi diperlukan kemampuan untuk mengatur susunan objek-objek
dalam foto agar mampu menyampaikan pesan dengan baik, dan biasanya
disebut sebagai teknik komposisi. Berikut ini beberapa dasar komposisi
yang bisa anda terapkan.
1. Menonjolkan Point of Interest (POI)
Salah satu persepsi pemula yang kurang tepat saat mengambil foto, adalah menangkap semua yang terlihat sabanyak mungkin dan memasukkannya dalam satu frame. Hasilnya tentu saja foto yang sangat ramai, antarelemen saling berebut perhatian dan tidak jelas mana objek utama atau point of interest (POI).
Window by volodymyr kyrylyuk on 500px.com
2. Isolasi
Kemungkinan besar anda akan menemui foto yang terganggu oleh munculnya objek, benda atau orang-orang yang seharusnya tidak perlu ada dalam gambar. Misalkan anda memotret seseorang dan ternyata di samping belakangnya ada orang lain yang tidak perlu masuk gambar, atau mungkin kabel, botol minuman dan sebagainya.
Istilah yang lazim dipakai untuk kondisi seperti ini adalah "bocor".
Sebisa mungkin hindari kebocoran pada saat pengambilan gambar.
Menghilangkan bocor dengan retouch/editing akan membuang waktu dan
hasilnya tidak akan sebagus gambar asli. Salah satu metode untuk
melakukan isolasi dan menghindari bocor adalah dengan mempersempit sudut
pandang dengan lensa tele, menggunakan aperture lebar seperti f/2.8
untuk membuat bagian yang tidak diinginkan menjadi blur, atau bisa juga dengan mengubah sudut pandang.
3. Rule of Thirds
Rule of third adalah kaidah umum mengenai komposisi dalam seni visual,
baik lukisan, fotografi, film maupun desain bangunan. Kaidah ini
memetakan gambar menjadi per-tiga-an. Penggunaan rule of third secara
psikologis akan menjadikan foto lebih menarik. Cara mengaplikasikan rule
of third adalah membagi bidang foto menjadi 3 bagian kolom dan baris, 2
garis vertikal dan 2 horizontal, letakkan objek utama pada salah satu
garis atau perpotongannya.
4. Arah dan Negative Space
Ruang kosong pada foto digunakan untuk menggambarkan pergerakan atau
menyediakan ruang pemikiran bagi pemirsa. Penerapan umumnya adalah
dengan memberikan ruang kosong di arah hadap subjek. Sebagai contoh,
apabila subjek yang anda foto mengarah ke kanan, maka sisakan ruang di
sebelah kanan. dengan begitu gambar akan memiliki cukup ruang dan
terhindar dari kesan 'menabrak' frame.
I Wish I Could Fly by Anders O Gimse on 500px.com
5. Orientasi: Portrait vs Landscape
Ada 2 orientasi umum dalam pengambilan foto, yaitu horizontal
(landscape) atau vertikal (portrait). Kemera anda memang normalnya
dirancang mendatar, tapi bukan berarti bahwa anda harus mengambil gambar
secara horizontal. Sebagai acuan sederhana dalam menentukan orientasi
adalah amati lebar dan tinggi subjek foto anda, untuk subjek dengan
lebar > tinggi maka ambil gambar secara horizontal, untuk subjek
dengan tinggi > lebar maka ambil gambar secara vertikal.
NYC Sunset from Brooklyn by Jim Lopes on 500px.com
Flatiron Building 3 by Alex Hill on 500px.com
6. Horizon
Terkadang anda menemui sebuah foto yang exposure-nya sudah bagus,
warnanya indah, tetapi menjadi kurang enak dilihat karena terlihat
miring. Sebuah gambar akan terlihat alami kalau salah satu bidang
vertikal atau horizontalnya sejajar dengan salah satu bidang pada foto.
Hindari meletakkan garis horizon tepat di tengah foto, usahakan horizon
berada di sepertiga atas atau bawah frame. Anda bisa mengaktifkan
'gridlines' pada viewfiinder atau display kamera untuk acuan rata atau
miringnya pemotretan.
7. Viewpoint: Bird Eye dan Frog Eye
Anda bisa mencoba mendapatkan hasil yang berbeda dengan mengambil foto
dari titik yang terletak di ketinggian, atau sering disebut dengan 'bird eye'.
Dari sudut ini anda memiliki area pandang yang luas, termasuk juga
perspektif objek dan hubungannya dengan benda-benda di sekelilingnya.
Bangkok City by Peace Rittha on 500px.com
Ada juga teknik yang sering disebut 'frog eye'
yaitu teknik pengambilan sudut pandang gambar dengan cara memotret dari
sudut rendah. Akan sangat membantu jika kamera anda memiliki layar yang
bisa diatur sudutnya.
Summer Ended by Viet Le on 500px.com
8. Framing
Teknik framing
adalah penggunaan elemen pendukung pada foto sebagai bingkai dari
subjek utama gambar. Elemen yang digunakan sebagai framing umumnya
berada di depan subjek, namun bisa juga berada di belakang subjek. Efek
framing memunculkan dimensi jarak dan mengarahkan perhatian pemirsa
menuju point of interest (POI). Sebagai catatan, aturlah agar tingkat
terang, warna, dan motif dari bingkai agar tidak sampai mengalihkan
perhatian dari POI.
Gateway to Beauty - Taj Mahal by Jim Lopes on 500px.com
9. Leading Line
Penggunaan garis pemandu (leading line)
pada foto akan memberikan arahan jalur pada perhatian pemirsa. Umumnya
leading line ini dimulai dari tepi dan kemudian mengarah ke subjek utama
pada pemotretan. Anda bisa memamfaatkan bentuk struktur buatan manusia
ataupun bentuk-bentuk alami.
Path by Jonathan Wiseman on 500px.com
10. Repetisi
Dalam fotografi, perulangan yang dipotret dengan komposisi yang tepat
akan mampu menarik perhatian pemirsa dan memberikan kesan keteraturan,
ukuran, atau jumlah yang masif. Carilah pola berulang
di sekitar anda dan lakukan framing dengan berhati-hati. Gunakan
zooming dan crop ketat untuk memperkuat kesan perulangan yang
dihasilkan.
St Francis Votive Candles by Richard Jorgensen on 500px.com
11. Break the Pattern
Melanjutkan bagian sebelumnya mengenai perulangan, ada teknik lain yang sering diterapkan untuk menghasilkan komposisi yang lebih menarik. Yang perlu anda lakukan adalah 'merusak' pola dengan menampilkan unsur yang berbeda. Gunakan unsur yang tetap mengikuti pattern, tapi memiliki fitur yang membuatnya terlihat mencolok. Pada umumnya fotografer menggunakan warna sebagai pemecah pattern. Atur komposisi sebisa mungkin, semisal dengan meletakkan elemen pemecah tersebut pada titik/garis rule of third.
Passion Lady by Ryuichi Noguchi on 500px.com
12. Mamfaatkan Pantulan
Penggunaan pantulan (reflection) dapat memberikan efek yang unik pada sebuah komposisi dan memberikan nilai lebih pada foto. Dengan penambahan pantulan pada komposisi, sebuah foto bisa berubah menjadi lebih berkesan. Selain dengan air, anda bisa menggunakan kaca, jendela, cermin, permukaan logam dan sebagainya untuk memberikan efek reflektif. Perhatikan arah serta bentuk pantulan, dan gabungkan dalam komposisi foto yang anda buat.
on the train home by Marco Maioriello on 500px.com
13. Mamfaatkan Bayangan
Adanya arah cahaya akan membentuk bayangan. Dari sudut pandang komposisi, anda bisa memamfaatkan bayangan untuk melengkapi subjek dan memperkuat foto yang dihasilkan. Selain sebagai pelengkap, anda juga bisa menjadikan bayangan sebagai objek utama pemotretan dan menghasilkan foto cara pandang yang berbeda.
untitled by Ryuichi Noguchi on 500px.com
14. Memamfaatkan Zoom: Wide vs Tele
Penggunaan focal length yang berbeda akan menghasilkan lebar sudut pandang yang berbeda. Anda bisa menggunakan teknik ini untuk mengatur proporsi background pada komposisi. Lensa wide angle memberi jarak yang renggang antarobjek dalam foto, membuat background terlihat jauh dan kecil, serta efek distorsi. Lensa tele merapatkan objek-objek pada foto, membuat background terlihat dekat dan besar, serta efek kompresi.15. Memamfaatkan Distorsi
Terkadang sebuah foto menjadi lebih menarik karena menampilkan pemandangan dalam proporsi yang tidak biasanya terlihat. Distorsi sering kali digunakan untuk memberikan efek pada foto dengan menerapkan lensa sudut lebar atau lensa fish eye.
warp speed by Jo Williams on 500px.com
16. DoF Tipis dan Selective Focusing
Depth of Field (DoF) yang memiliki arti kedalaman ruang, adalah ruang antara titik terdekat dan titik terjauh pada gambar yang masih terlihat fokus. Objek lain yang berada di luar DoF akan menjadi blur, kondisi yang blur atau sering disebut 'bokeh' ini akan semakin dominan pada DoF yang tipis. Anda bisa memamfaatkan DoF yang tipis untuk teknik selective focusing, yaitu mengisolasi POI dangan membatasi objek yang fokus.
orchid 01 by Wei-san ooi on 500px.com
17. DoF Tebal dan Hyperfocal Distance
Foto landscape dan arsitektur umumnya lebih disukai jika seluruh pemandangan terlihat fokus, dari objek yang berada di depan (foreground) sampai objek di belakang (background). Untuk mencapai kondisi ini anda bisa menerapkan teknik "Hyperfocal Distance". Istilah "hyeperfocal distance" adalah jarak fokus dimana objek pada semua jarak terlihat tajam.
Kraichgau Dawn by Michael Breitung on 500px.com
18. Mamfaatkan Warna
Salah satu alat bantu yang bisa digunakan saat menyusun komposisi adalah
warna. Dengan memamfaatkan penempatan warna yang tepat, anda bisa
mengarahkan perhatian permirsa, menambahkan nuansa tertentu pada foto,
atau bahkan menggunakan warna sebagai komposisi utama.
Wall of Books by Lejla Tabak on 500px.com
19. Skala
Mengabadikan sebuah pemandangan terkadang masih menyisakan sebuah pertanyaan, seberapa besar ukuran objek pada wujud aslinya. Untuk memberikan sentuhan skala ukuran pada objek, anda bisa menggunakan objek/subjek lain yang memiliki ukuran normal yang bisa dibayangkan.
Caught in The Middle by Jesse Shanks on 500px.com
Teknik paling efektif yang sering diterapkan pada foto pemandangan adalah dengan menambahkan orang pada komposisi. Funsi orang disini bukan sebagai subjek utama, tetapi untuk melengkapi komposisi dan memberikan alur cerita.
Sumber:
Tipsmotret
Tag :
Photography,
Walkthrought,
Berbagai macam Filter untuk Kamera Camera
By : Reyn
Saat era film, filter kamera menjadi perangkat wajib untuk
menciptakan efek spesial. Di era sekarang, efek dari filter tersebut
dapat dibuat secra digital dengan software seperti Photoshop. Filter
kuning akan membuat gambar anda menjadi lebih 'hangat', sementara filter
biru akan membuat gambar menjadi lebih 'dingin'. Hal ini dapat
dilakukan dengan cepat dalam pengaturan white balance
kamera. Sama halnya dengan filter warna yang didesain untuk fotografi
hitam putih - rasanya akan jauh lebih mudah mengaplikasikan efek
tersebut dengan software.
Bahkan ada yang mencemooh graduate filter, yang biasa digunakan untuk
menyeimbangkan exposure antara langit yang terang dan foreground yang
gelap dalam fotografi lansdscape. Efek ini memang dapat dibuat dengan
mengatur dynamic range dan menggabungkan beberapa foto dengan exposure berbeda dengan software (HDR).
Bagaimanapun, tidak ada yang bisa mengalahkan kepuasan mendapatkan foto
yang bagus langsung dari kamera, dan ada empat jenis filter optik yang
efeknya membutuhkan banyak waktu atau bahkan tidak bisa diolah
diphotoshop. Sebut saja Circular Polarizer, Neutral Density (ND),
Graduated Neutral Density (ND Grad) dan Protective.
Pilihan Bentuk Filter Kamera
Filter terdiri atas banyak bentuk dan ukuran. Dari persegi kecil untuk disematkan di belakang lensa hingga berbentuk persegi atau lingkaran besar untuk ditaruh di depan lensa. Harganya juga bervariasi, dari murah seperti produksi Kood, hingga yang mahal seperti buatan Tiffen dan Hasselblad. Bagi kebanyakan orang, merk yang paling dikenal adalah Hoya untuk filter berbentuk lingkaran bertipe screw-in (ulir) yang dipasang di depan lensa, serta Cokin dan Lee (www.leefilters.com) yang mendominasi pasar filter berbentuk persegi dan lingkaran.Bahan Filter Kamera (Resin VS Kaca)
Filter resin lebih murah dan ringan
dibandingkan yang terbuat dari kaca, tapi lebih rentan terhadap goresan.
Sebaliknya, filter kaca lebih mahal dan berat. Perlakukan keduanya
sebagaimana anda memperlakukan lensa agar tetap awet.
Jenis-jenis Filter Kamera
1. Filter Protector dan UV
Filter ini digunakan untuk melindungi optik depan lensa dari gesekan, benturan, debu, uap air, dan sebagainya. Saat bagian depan lensa anda kotor, anda bisa membersihkan filter tanpa harus khawatir merusak lensa. Begitu juga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada muka lensa, anda hanya perlu mengganti filter yang harganya jauh lebih murah daripada lensa.
Filter ini digunakan untuk melindungi optik depan lensa dari gesekan, benturan, debu, uap air, dan sebagainya. Saat bagian depan lensa anda kotor, anda bisa membersihkan filter tanpa harus khawatir merusak lensa. Begitu juga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada muka lensa, anda hanya perlu mengganti filter yang harganya jauh lebih murah daripada lensa.
Pada praktiknya, fungsi perlindungan ini bisa juga digantikan oleh filter UV. Jenis filter ini mengurangi pengaruh sinar ultra violet terhadap foto (yang menyebabkakn gambar seperti berkabut dan warna kebiru-biruan), dengan tanpa mengurangi pencahayaan atau mengubah warna.
2. Filter Polarizer
Kemampuan filter polarising adalah membuat langit menjadi lebih biru, sehingga tampak lebih menarik. Filter jenis ini juga dapat digunakan untuk mengurangi intensitas refleksi pada air atau kaca. Digunakan untuk memotret landscape.
Kemampuan filter polarising adalah membuat langit menjadi lebih biru, sehingga tampak lebih menarik. Filter jenis ini juga dapat digunakan untuk mengurangi intensitas refleksi pada air atau kaca. Digunakan untuk memotret landscape.
3. Filter Neutral Density (ND)
Filter ND mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke lensa. Sering digunakan untuk menciptakan efek air berkabut dan efek blur, atau untuk mengurangi resiko overexposure ketika menggunakan aperture lebar di bawah cahaya terang.
Filter ND mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke lensa. Sering digunakan untuk menciptakan efek air berkabut dan efek blur, atau untuk mengurangi resiko overexposure ketika menggunakan aperture lebar di bawah cahaya terang.
4. Filter Graduated Neutral Density (ND Grad)
Filter ND Grad mempunyai bagian
terang dan gelap, dan umumnya berbentuk kotak. Sebagai catatan, untuk
filter ND Grad dengan bentuk kotak dibutuhkan holder khusus.Umumnya
digunakan oleh para fotografer landscape untuk mendapatkan tingkat
terang yang berimbang pada kedua sisi atas dan bawah foto. Sisi atas
yang biasanya berupa langit umumnya jauh lebih terang dari sisi bawah
yang berupa daratan. Penggunaan sisi gelap di sebelah atas akan menahan
tingkat terang langit sehingga diperoleh gambar yang lebih berimbang.
5. Filter Close-up
Filter close-up atau terkadang disebut juga filter macro digunakan untuk memotret pada jarak yang sangat dekat. Cara kerjanya mirip dengan lensa pembesar dan akan memperdekat jarak fokus terdekat antara lensa dan objek.
Filter close-up atau terkadang disebut juga filter macro digunakan untuk memotret pada jarak yang sangat dekat. Cara kerjanya mirip dengan lensa pembesar dan akan memperdekat jarak fokus terdekat antara lensa dan objek.
6. Effect Filter
Ada banyak macam filter efek yang dipasarkan. Jenis yang paling lazim
digunakan adalah filter star untuk menampilkan ujung-ujung bintang pada
lampu, filter IR untuk membuat foto infrared, dan soft filter.
Sumber:
Tipsmotret
Teknik Bounce Dalam Fotografi Photography
By : ReynTeknik Bounce Flash Untuk Mendapatkan Cahaya Lembut
Cahaya flash yang langsung mengenai subjek, dimana flash head diarahkan
lurus kepada subjek, dapat menimbulkan cahaya yang terlalu kuat dan
kurang bagus. Salah satu cara untuk memperhalus cahaya flash yang
terpasang pada kamera adalah dengan 'memantulkan' (bounce) cahaya.
Bounce flash adalah suatu teknik dimana flash head sengaja
diposisikan untuk memberikan cahaya tak langsung pada subjek. Cahaya
paling baik dipantulkan pada permukaan yang putih, seperti dinding,
langit-langit atau reflektor portabel yang besar. Jika permukaannya
berwarna, cahaya yang dipantulkan akan mengambil warna dari permukaan
tersebut. Untuk memantulkan cahaya, anda memerlukan speedlight eksternal
dengan head yang dapat dimiringkan dan diputar, flash pop-up tidak
dapat melakukannya karena posisinya tetap.
Alasan untuk melakukan teknik bouncing
Trik memantulkan cahaya ke langit-langit menghasilkan tiga hal yang sangat hebat:
- Kalau cahaya flash kecil, dia akan langsung mengenai langit-langit yang lebar hingga menyebar dengan luas, sehingga kualitas cahaya yang jatuh kembali ke subjek akan lebih besar dan lebih lembut. Pemantulan ini akan langsung menghilangkan tingkat kekerasan cahaya dari flash dan memberi anda kualitas cahaya yang lebih baik.
- Karena cahaya sekarang datangnya dari atas, maka flash tidak akan menghasilkan cahaya satu dimensi dan 'tembak langsung' melainkan flash dengan cahaya terarah, yang menghasilkan bayangan yang bagus dan memiliki banyak dimensi bagi wajah subjek anda.
- Teknik ini akan menghindarkan anda dari hasil bayangan yang keras di dinding belakang subjek. Karena cahayanya datang dari atas, maka bayangan akan muncul dilantai belakang subjek, bukan di dinding belakangnya, maka bayangan juga lebih lembut.
Lalu, kalau teknik bouncing ke langit-langit ini sangat hebat, kenapa kita tidak selalu bisa menggunakannya? Ada sejumlah alasan, yaitu:
- Tidak selalu ada langit-langit yang bisa dipakai untuk memantulkan cahaya. Kadang anda memotret di luar ruangan.
- Langit-langitnya terlalu tinggi untuk bisa memantulkan cahaya. Jika langit-langitnya jauh lebih tinggi dari 3 m, maka trik pemantulan ini tidak terlalu berguna karena cahayanya terlalu jauh untuk bisa mencapai langit-langit dan kembali ke bawah, sehingga subjek anda tidak akan mendapatkan pencahayaan yang cukup.
- Fakta bahwa cahaya menyerap warna objek yang dia kenai, sehingga jika langit-langitnya berwarna kekuningan, maka cahaya anda akan menjadi kekuningan pula, dan subjek anda pun akan tampak kekuningan. Tetapi kalau langit-langitnya hanya setinggi 2,5 hingga 2,7 m dan berwarna putih maka anda bisa menggunakan teknik ini.
Tag :
Photography,
Walkthrought,
Sumber Cahaya Belajar Fotografi Photography
By : Reyn
Setelah kita memahami mengenai Esensi Cahaya Dalam Fotografi dan Mengenal Arah Cahaya Dalam Fotografi
yang dibahas pada artikel sebelumnya, sekarang kita akan membahas
tentang Ambient light atau sumber cahaya dan jenis-jenis pencahayaan
yang digunakan dalam fotografi.
Ambient light atau dikenal juga dengan cahaya yang 'ada' atau 'tersedia'
adalah istilah yang menjelaskan tentang cahaya yang ada di sekitar
subjek atau pemandangan yang dapat digunakan untuk mengambil foto.
Ambient light ini bisa berupa ambient light alami maupun ambient light
buatan. Contoh ambient light alami adalah matahari sedangkan ambient
light buatan bisa berupa cahaya lampu, cahaya dari flash dan lain-lain.
Sumber pencahayaan fotografi
Matahari merupakan sumber cahaya utama pada fotografi outdoor disiang
hari. Sumber cahaya ini memiliki karakter yang khas mengikuti posisi dan
kondisi langit. Pergeseran posisi matahari karena rotasi bumi ini bisa
digambarkan dengan siklus harian matahari.
1. Blue hour
Blue hour kurang lebih berkisar pada satu jam sebelum matahari terbit
(05:00 - 06:00), dan satu jam setelah matahari terbenam (18:00 -
19:00). Pada saat-saat ini, pendaran matahari yang berada dibawah
horizon membentuk semburat pada langit dengan gradasi warna dari biru
hingga ungu atau kemerahan. Sangat sesuai untuk dikombinasikan dengan
lampu buatan (di gedung dan jalan) sebagai foto pemandangan kota
(cityscapes).
2. Golden hour
Golden hour berkisar pada satu jam setelah matahari terbit (06:00 -
07:00), atau satu jam sebelum matahari terbenam (17:00 - 18:00). Pada
kisaran waktu ini, sinar matahari yang kita terima ter-diffuse lebih
banyak oleh lapisan atmosfer sehingga intensitasnya turun, gradasi yang
lembut, dan memiliki warna yang hangat (warm). Sangat sesuai untuk
memotret landscape, cityscape, portrait dan sebagainya.
3. Cahaya pagi/sore
Cahaya matahari pada waktu pagi (07:00 - 10:00) dan sore (14:00 -
17:00) bisa digunakan untuk memotret cityscape dan landscape dengan
langit yang lebih biru dibandingkan dengan golden hour. Perhatikan arah
cahaya untuk mengandalkan efek bayangan agar sesuai dengan yang
diinginkan. Pada jam-jam ini anda bisa menggunakan backlight untuk
memotret orang.
4. Cahaya tengah siang
Sinar matahari pada tengah siang memiliki karakter yang tajam, keras
dan kontras dengan arah hampir tegak. Foto yang dihasilkan dengan sinar
langsung matahari pada jam-jam ini umumnya kurang enak dilihat. Hindari
memotret ditengah siang, atau gunakan naungan untuk melembutkan cahaya
tadi. Apabila terpaksa, maksimalkan penggunaan komposisi untuk membantu
memperkuat foto.
5. Shade atau cloudy
Lokasi dengan naungan/shade tepat sekali untuk memotret pada jam-jam
dengan matahari yang cukup tinggi sudut dan intesitasnya, yaitu antara
08:00 - 16:00. Pada lokasi ini diperoleh cahaya yang memiliki karakter
lembut. Cahaya matahari pada saat langit berawan juga memiliki karakter
yang serupa.Awan bekerja sebagai diffuser yang menghamburkan sinar
matahari menjadi soflight. Anda memamfaatkan kondisi berawan untuk
memotret apapun, tentu saja dengan menggunakan white balance yang tepat.
6. Window light
Window light merupakan hamburan dari cahaya matahari yang masuk
melalui jendela, dan bukan cahaya langsung dari matahari. Pencahayaan
ini dibentuk dari pantulan cahaya oleh partikel debu di udara, langit,
dinding, atau setelah dilembutkan oleh lapisan translucent. Sifat window
light sangat lembut, dan sesuai untuk foto portrait, makanan (food
photography), produk (still life), dan sebagainya.
7. Ray of light (RoL)
RoL adalah istilah yang digunakan untuk berkas sorotan sinar. Efek
ini muncul pada sinar yang melewati celah-celah dan kemudian melalui
partikel di udara, bisa berupa asap, kabut, uap air, debu, dan
sebagainya. Anda bisa memamfaatkan RoL untuk menambah kesan dramatis
pada foto yang dihasilkan.
8. Lampu incandescent/bohlam
Ambient light buatan ini memiliki karakter warna yang hangat, cenderung
oranye atau kemerahan. Anda bisa menggunakan sumber cahaya ini dengan
mengatur white balance pada posisi auto, atau incandescent.
9. Lampu flourescent
Lampu flourescent atau sering juga disebut lampu TL, sangat umum
digunakan karena memiliki efisiensi yang lebih baik dari lampu bohlam.
Cirikhas lampu ini adalah adanya lonjakan spektrum warna hijau. Sebagian
besar lampu flourescent berwarna putih (cool daylight, CT:5500-6500K),
dan juga ada yang dirancang dengan warna warm sehingga mirip dengan
bohlam. Gunakan WB yang sesuai untuk memotret di bawah jenis pencahayaan
ini.
10. Api
Lampu minyak, lilin, obor, dan beberapa benda lain memancarkan sebagian
hasil dari api pembakaran. Intensitas dari pencahayaan dengan api
umumnya sangat lemah, dengan warna yang sangat warm. Anda memerlukan
pengaturan exposure yang tepat untuk kondisi yang menyerupai low light,
sangat disarankan menggunakan lensa dengan aperture lebar. Hal lain yang
sebaiknya diperhatikan adalah white balance, sebaiknya diatur secara
manual pada temperatur sekitar 1700-2500K.
11. Flash
Lampu flash umumnya digunakan apabila ambient light di lokasi anda
memotret tidak cukup terang dan saat dibutuhkan untuk fill in. Beberapa
teknik dan setting yang disarankan pada penggunaan flash adalah:
- Slow-sync
kamera menggunakan kecepatan rendah, sehingga mengumpulkan lebih banyak
cahaya ambient. Sesuai digunakan pada pemotretan dengan background
pencahayaan yang redup.
- Rear curtain/2nd curtain
flash melepaskan cahaya saat shutter menutup, sesuai untuk objek yang
bergerak karena flash akan membekukan gambar pada posisi akhir.
- Red eye reduction
fitur ini mengurangi munculnya mata merah (red eye) pada foto yang dihasilkan.
Beberapa teknik penggunaan flash lainnya telah dibahas pada artikel sebelumnya yaitu Teknik Bounce Flash Untuk Mendapatkan Cahaya Lembut, Teknik Fill-in Flash, dan Teknik Pemotretan Dengan Off Camera Flash.
Itulah beberapa ambient light atau sumber cahaya yang bisa kita gunakan dalam fotografi.
Sumber :
http://tipsmotret.blogspot.co.id/2015/07/ambient-light-dan-jenis-pencahayaan-fotografi.html
Tag :
Photography,
Walkthrought,